Medan – KONSOLIDASI AKBAR! Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Utara baru saja menggebrak dengan Pertemuan Silaturahim Ulama, Tokoh, dan Cendekiawan Muslim Tahun 2025 di Grand Inna Hotel Medan (31 Oktober–1 November 2025). Ini bukan sekadar kumpul-kumpul, ini adalah MOMEN KRITIS bagi ulama, akademisi, dan pimpinan ormas untuk MENGUATKAN BARISAN dan memompa solidaritas di Sumatera Utara!
Dengan tema “Memperkuat Soliditas Umat untuk Membangun Peradaban Islam yang Maju dan Berkah,” Ketua PW Persis Sumut, H. Muhammad Nuh, MsP, melontarkan kritik keras dan seruan tegas! Beliau mengingatkan bahwa umat Islam adalah pemilik sah sejarah kemerdekaan, dari Resolusi Jihad hingga gema takbir Bung Tomo—sebuah warisan yang TIDAK BOLEH DILUPAKAN!
Muhammad Nuh mendesak umat untuk memilah politik: tinggalkan politik prosedural yang bising dan FOKUS TOTAL pada politik substansial, tempat kepentingan umat Islam dipertaruhkan. Politik prosedural boleh dinamis, tapi politik substansial WAJIB TERUS BERJALAN!
“Partai Islam bermunculan? TERIMA KENYATAAN ITU! Ini bukan waktunya berpecah, tapi waktunya bersikap dewasa layaknya kita menghormati perbedaan mazhab,” serunya, menantang para hadirin.
Ia menegaskan, konsolidasi adalah HARGA MATI untuk pembangunan! Semua pihak HARUS TERLIBAT—bukan sekadar jadi penonton—sesuai kemampuan masing-masing.
INI PERINGATAN KERAS! Dinamika politik harus disikapi PROAKTIF DAN CEPAT! Nias berpotensi jadi provinsi baru? MUI setempat TIDAK BOLEH TERTINGGAL, mereka harus segera naik kelas menjadi MUI Provinsi Nias!
M. Nuh memberikan MANDAT agar MUI Sumut TURUN TANGAN dan memanggil politisi muslim. Sudah saatnya KEKUATAN ISLAM DITRANSFORMASI! Jangan puas hanya jadi kekuatan moral dan sosial, KITA BUTUH KEKUATAN POLITIK!
Acara ini ditutup dengan tekad bulat untuk MEMBANGUN JARINGAN KOLABORASI AKSI NYATA di seluruh Sumatera Utara.